Senin, 06 Juli 2009

Cintaku harus sampai mati..!!!

Menatapmu, memberi lantunan berbeda
Menyentuhmu, menyuguhkan damai surga
Memelukmu, aku tak bisa berkata-kata
karena semua hasrat ini telah kau luruhkan
tak berbentuk rasa lagi

Seperti hilang akal saat didepanmu
seperti dijerat rantai saat disampingmu
seperti dipenjara saat suaramu merasuk telingaku
Ah, rasa apa yang mengena!!
Aku tak tahu lagi...
Cinta dahsyat apa yang aku punya untukmu!!

Selamanya...
aku tak mau berpaling
aku pun tak mau kau berpaling
walau cuma sesaat
karna sesaat itulah yang membuat selamanya hancur!!!
Cintaku harus sampai mati..!!!
bukan memaksamu,
tapi ikrar kita yang harus menguatkan jalan ini
menuju sebuah kesempurnaan
atas ketidaksempurnaan kita sebagai manusia

Andai Kubisa Memutar Malam

Dinginku tak seperti biasa,
malamku tak lagi setia
aku terlempar dari riuhnya dunia
ke sebuah kedamaianmu, malam...
Namun,
sosoknya tak tampak berterbangan di langit-langit khayalku
suaranya tak bisa menggema
tak sanggup menorobos pekatnya atmosfir kegelapan
walau aku disini sedang menanti
berharap dia menyapa
berharap hangatnya memeluk sukma
berharap auranya menemaniku
dan harapan itu..... tak terwujud

Jika malam dapat kuputar,
aku ingin kembali pada saat itu
saat dimana aku bisa bercengkrama
mengalirkan seluruh keindahan imaji
dalam satu kemasan keangkuhan
yang begitu seirama...

Mungkin malam t'lah lelah bersua
ato pagi yang semakin berontak!?!?!
Ah, lebih baik aku lelapkan diriku dalam bayang-bayang mimpi
untuk menemuinya...!!!

Eksistensi namamu dihatiku!

Jauh...
Jauh dibelahan bumi yang lain
namamu tersembul ke permukaan hatiku
lewat sebuah aroma asmara
yang mengikat kita di tempat yang sama
Ketika kaki langit dan khatulistiwa bertemu
dan berai sinar matahari yang memendar
membuai goresan pena untuk tetap menulis
walau lidah telah kelu berujar
namun namanya sungguh kuat
selalu mencengkeram hatiku sekuat-kuatnya
membuatku mati hati
untuk mencintaimu
"My Pury, I Love You Full....!!!"

Sabtu, 20 Juni 2009

Aku tak berhak Mencemburui

Jalan ini palsu
atau hanya kelihatan semu
karna semua yang bercahaya disampingmu
tak bisa menerangiku
Mungkin karna ragu aku beranikan hatiku
mempertanyakan cinta yang kau punyai
Akankah kau akan menjaganya?
untuk sebutir cintaku yang mendekam dihatimu?

Namun,
ketika aku mempertanyakannya
kau sedikit naik darah,
berujar sepertinya kau terlalu merepotkanku
dan sering marah2 padaku!
Tidak sayang....semua itu salah...
Aku sayang kamu, dan aku tahu kamu juga sayang aku
tapi keraguan ini seperti menyiksaku
membuatku seperti mati

Sayang...aku tak berhak mencemburuimu
karna cinta kita ada di tempatNYA
Dan kuharap, cinta ini tak kan berakhir
hanya untuk aku dan kamu saja!!!

Dilema 2

Wahai malam....

hanya untuk malam ini saja aku ingin berkata padamu

tentang sebuah hati yang resah menanti jalannya cintaku

yang tak tahu kemana harus aku tentukan arahnya

Aku tak bisa memintanya untuk bertahan disini

pun tak rela jika membiarkannya pergi

tapi jika tetap disini aku juga bisa mati hati

karena Bahgiaku tak sebanding dengan Gelisahku

Namun malam...

Aku tahu ia menyayangiku

bahkan mungkin lebih besar dari rasa sayangku padanya

kadang suatu waktu pun bisa menekuk lututku

dan membungkam mulutku

sampai aku lupa rasa

Tapi malam...

ia jarang menanyakan hidupku

apakah aku sedang sedih, atau bahagia??!?!

apa aku masih hidup, atau sudah mati terkubur keresahan karnanya?!?!?!

bahkan untuk sekedar bilang: "Selamat malam sayang...hari ini aku begitu merindukanmu!!"

semua itu aku jarang mendapatkannya

Kini malam...

aku sering berkhayal di kamar remangku ini

tentang sebuah cinta yang begitu hangat membelaiku

adakah kau bisa mencairkan hatinya

agar tak biru...

agar tak membeku...

karena cintaku telah mengerak di hatinya

Terima kasih malam...

walau kau tak bisa mendengarku

namun kuyakin kau dekat dengan ku

setidaknya disetiap kau datang, hidupku lebih tenang

lebih damai, lebih segala-galanya!!!

Minggu, 31 Mei 2009

Completely, I Love U...!!!

Aku tak tahu sampai kapan aku akan bertahan disini,
karna KAUlah pemilik rahasia itu
Aku pun tak mengerti mengapa aku sering kali melukai-Mu,
mengkhianati-Mu, melupakan-Mu
dan mengingat-Mu ketika aku membutuhkan-Mu
Tapi apa yang aku dapat,
Kau tak pernah menghiraukan seberapa bejat aku menjadi hamba-Mu
Cinta-Mu tetap mengalir sejukkan tiap aliran darah ini
dan aku slalu terdiam, hampa sejenak
kemudian ingin menangis
Meluapkan sorak sorai kacau hatiku,
aku lupa jalanku...aku lupa jalan di tempat-Mu
sekali lagi aku mohon, tunjukan aku Jalan-Mu lagi
Aku ingin berbagi kasih, aku ingin merasakan damainya
menjadi hamba yang tau diri
hamba yang memiliki cinta sejati
kepada pemilik kesejatian dan kekekalan hidup

Maka ketika aku masih disini,
ingin kutemukan lagi kompleksitas hati dan jiwa
yang selama ini berseteru
memperebutkan egonya masing-masing
hingga aku lupa akan Cinta-Mu yang begitu hebat kepadaku
Aku tak ingin itu terjadi lagi
karna:

I Love You, Aku Cinta Pada-Mu
Completely, I Love U...!!!

Luka

Setidaknya aku benar-benar lelah, ingin marah, mengeluh, dan berteriak sejadi-jadinya. Aku bagai sebuah diorama tak berarti untuk hidupku. Sudah terlalu banyak aku berkorban waktu hanya untuk membuatnya bahagia, mau terluka hati hanya untuk menjadikan senyumnya murni, tak segan-segan menjadi bahan tertawaan hanya demi tawanya yang lama tak mengembang, dan semua….semua Cuma untuk dia, dia yang aku temukan dari puing sisa-sisa kehancuran jati diriku.

Berkali-kali aku siap menahan tangis karena hatimu tetap beku, cair terhadap kesenangan dan sebaliknya saat kesenangan itu telah mencapai titik terendah kau seakan melupakanku, menganggapku tak berarti ketika aku tak sesuai dengan inginmu. Aku kecewa, kecewa ini benar-benar mengerak. Tak tahu kemana aku harus melemparnya, karena laut sudah jenuh menerima bualan ini, dan angin pun hanya setengah hati menerbangkan ungkapan busukku. Huh…!!

Sedikit saja aku minta kau untuk memegang hatiku, aku tahu aku tak sempurna, bahkan sering berlaku salah, atau sekedar kau salahkan saat kau tak membutuhkanku. Hidup ini bukan sinetron, bukan juga sebuah penggalan sketsa. Kenapa tidak kita seimbangkan saja, tanpa ada seorang pun yang merasa menang atasnya. Aku tak meminta apapun untuk luka ini, karena ia akan dengan sendirinya mengobati, lahir kembali dan bangkit dari semua keterpurukan hidup.

Senin, 25 Mei 2009

Jerit Fakir

Terang menggelantung di kelopak senja
Terang meninggalkan puing-puing kerinduan
Rindu akan pembaringan
dan selimut hangat
Tapi, di tengah belantara kota
kami dahaga
bermimpi temukan telaga Nabi
Mereguk segelas air yang lebih manis
dari madu

Sebenarnya kami ingin berlama-lama
menikmati bianglala yang memikat
di antara mendung berkabung
Merangkum bunga-bunga harapan
bersemi dari benih kasih Tuhan
Tapi, di tengah belantara kota
kami tersesat
hingga harus menggadaikan sepenggal hidup
hanya untuk sekepal nasi

Menggubah syair-syair tentang kefakiran
lalu berserakan
bersama debu di sekujur jalan
Menadahkan tangan
demi sepotong belas kasihan
Wahai pemilik keabadian
tunjukkan kami jalan pulang
sebelum seluruh nafas terrengut roda zaman

Minggu, 12 April 2009

Air mata ini untuk Siapa?!?!

Berlalu mengharu dan semakin palsu
ketika rombak hatimu mencuat untuk berperang
memerangi layu hatiku karna cinta yang sebenarnya semu
Untuk apa kita ungkit masa lalu jika kita telah sempurna
menjadi sebuah belahan jiwa
Sampai pada akhirnya kau terus tak terlihat
gema suaramu tak lagi berayun di langit-langit telingaku
dan sentuhanmu pun menyusut hingga kusut
Aku tak bisa berharap lebih jauh
hanya menerima dan belajar untuk merelakanmu
dengan tak sedikit air mata yang tercurah
Tapi kenapa tak kau tanya saja padaku??!!
"Air mata ini untuk siapa?!?!"
Dengan lantang aku jawab:
Air mata ini bukan untukmu, tapi untuk cintaku yang kau rampas,
dan kau bawa pergi!!"
Entah dimana kau akan memusarakannya
Itu tak perlu, karna aku pasti bisa membangkitkannya lagi
untuk kemudian aku berikan pada-NYA secara tulus
dan bukan untuk manusia lagi
karna hanya cinta-NYA lah yang akan abadi, sepanjang masa....!!!

Jawabanmu...

Di sana surga kecilku terhampar
Di masa itu kutemukan definisi bahagia
Pada detik-detik kau tengah menatapku
aku selalu berujar padamu,
Bacalah rinduku

Kau cintaku yang pertama
Kau cintaku yang pertama tak terjawab


Minggu, 29 Maret 2009

Kau Dimana?

Rona kesejukan menghilang begitu saja
tanpa berpamitan...
tak ada kata dan suara!
Tiap spasi jejak aku hentakkan didekatmu
seolah membangkitkan gairahku untuk mencarimu
Ya, cuma sekedar menanyakan kabarmu saja
karna 3 hari ini kau seperti mati!
Tak memberikan sejuk dan hangatmu!
Kau dimana?!!?!?

Rabu, 25 Maret 2009

Ini Masih Aku...!!

Awan merah berduyun duyun menerobos
tanpa tahu kemana angin kan membawanya
Seperti harapanku sekarang ini..
masih kosong,
dan begitu nyaring bila disentuh
Berjuta asa bergelayut tersia
Senja terlewat mencipta semburat pucat
Mengapa rinduku kau jawab dengan sendu?!?!?
Ini masih aku..!!
Tapi aku yang sekarang tidak utuh lagi
separuhnya tlah dilarutkan rinai hujan
menjadi air, merobek tanah!
Hinggan sarinya kau hisap lagi
dan akhirnya, separuhnya ada di jiwamu
Walau begitu;
Ini masih aku yang tak hidup berabad tuk menanti
karna eksistensi adalah debar jantungku
Katamu, aku terlalu ringkih!!
hingga kau sematkan bintang merah
di tempat kau mengukir namamu
Sudikah kau untuk tak menumpuk asaku terlalu tinggi?!?
atau menguburnya di liang terdalam
Karna buliran hati ini sebentar saja lenyap
Bersama bintang merahmu..!!

Selasa, 03 Maret 2009

Tak Tahu..!!

Sejenak hangat itu terbang dengan sayapnya
mengunduh dedaun kering dan membisikinya
tentang sebuah sabda suci
yang lahir dari mulut pecinta sejati
Perlahan...
dingin mulai membalut lenganku
tubuhku...dan menjalar aliri cawan darah didalamku
Aku tak bisa berkata lagi
hanya memandangnya dengan rasa haru
terus memburu...
dan akhirnya pun membiru
Kekaguman ini terus kusimpan,
kutempatkan di singgasana paling mewah dihatiku
disana... segalanya terasa damai
sejuk membujuk seluruh sukma
Walau pecundang ini takut bersua
tapi aku bahagia!!

Kamis, 19 Februari 2009

Memuja Angan

Hanya karena memujamu
tak pernah cukup,
Kau sandera sajak-sajak cintaku
Ke dalam celah paling gelap yang tersisa
dari segala kuasamu
Tersenyumlah, karena kau merajai hidupku
Seolah undangan Sang Maut tak lebih dari
goresan tinta emasmu

Tolonglah, jantungku hanya satu
Tapi kau rela membelahnya jadi dua
daripada membaringkanku utuh di sisinya
Jika ketamakan telah menang atas cinta,
renggut saja jiwa ini dan bakar hidup-hidup


DIY, 17 Februari 2009
“Adakah kematian itu indah?”

Rabu, 04 Februari 2009

Menepuk Sebelah Cinta

Tak terasa gelap pun bergelayut
bukan karna menjelang malam
tapi awan hitam itu yang terus mengejar langkahku
Sesekali sinar merobeknya
menggantinya dengan secercah harapan
untuk bisa menyanding hatimu di hatiku

Mungkin kau tlah dimiliki
atau aku yang merasa tak sanggup
menghadapi kekuatan cinta putih
melingkupi derau parau syair hatiku
yang terus menerus mengatakan:
"Izinkan aku masuk...masuk ke hatimu"
Namun sesuatu itu sejenak saja tlah kalah
Aku merasa gagu
terlalu lugu untuk kembali bersua:
"Izinkan aku masuk...sekali lagi...hanya untuk menepukmu!"
Menepukkan seluruh cinta pada sebelah hatimu

Begitu kuingin berada di dalamnya
di dalam kehangatan kasih dan cintamu
merajut masa depan yang khan dijadikan kenangan

Sudah sangat lama kau pun tak menghiraukanku
seakan kau ingin lari dariku, bersembunyi...
tanpa persembunyian
Aku tetap saja bisa menemukanmu
Kau tahu mengapa? Cinta ini lebih kuat dari pelarianmu
Tapi bila suatu saat kau kembali dan mempertanyaknya lagi
mungkin aku sudah berubah pikiran
setelah merasa dirundung keresahan menantimu

-Semoga Kau Bahagia dengan Cinta Utuhmu"


Kamis, 29 Januari 2009

Perempuan Mutiara

Dedaun menguning dan menggugrkan dirinya
mentari pun mulai angkat bicara
angin kesejukan menghilang dari rimba esok pagi
berganti sengat panas yang perlahan berkobar
sepanas insan manusia yang sedang dimabuk cinta
Ya, seperti aku ini...
dari kejauhan sering kulihat dia tersenyum
bahkan detil lekuk hatinya aku bisa membaca
kemudian menuliskannya di hatiku

Seringai sinar mencoba menggugahku untuk berlari
menghampiri seorang perempuan yang kudamba
lalu aku teriakkan perasaan ini
bahwa aku tak punya sedikit cinta untuknya
Benar!!! Karna cinta ini utuh hanya untuk dia

Perempuan Mutiaraku...
lewat goresan ini saja aku coba mengatakannya
karena hatiku terlalu lemah untuk dapat menerima
kenyataan pahit yang harus tetap aku telan
Tapi jika nanti kau meletakkan namaku dihatimu
Aku pasti akan datang
mengatakan hal yang paling terpendam
yang sempat menjadi rahasia hati ini
"Aku Cinta Kamu"

Perempuan Mutiara

Intuisi Kosong

Sorot matanya berubah
membangunkan rasa heran yang selama ini terpendam
bersinar tapi tak tajam
Alunan suaranya melirih
tak bisa memeluk kehidupan yang saat ini redup
dan aku masih tetap disampingnya
masih tetap seperti dulu
dengan segala cinta yang ku punya
Namun malam juga tak setia
pagi pun selalu memaksa datang
Lalu untuk apa aku masih disini?!?!
sedang dia tak tahu aku ada

Fikirku tak menerbangkan khayalku lagi
hanya berisi kekacauan penuh misteri
memanggilku pelan sebagai pecinta sejati
tapi sayangnya bukan mencinta yang sejati
karna cintanya sekarang ada di tempat lain
tempat yang mungkin tak lebih indah
dari singgasanaku 

Biarlah...
nanti juga dia akan merasakan sendiri
cinta siapa yang lebih hebat
cinta siapa yang berhak menerima mahkotanya
cintaku yang selama ini tetap utuh
untukku...
untuknya...
walau sekarang hanya ada dalam intuisi kosong

Senin, 26 Januari 2009

Jawaban dari Penantian

Kini tak lagi sepi yang kurasakan
Kisah demi kisah kini kurasakan penuh makna
Inilah jawaban atas semua pintaku
Dari jutaan lamunan atas kebahagiaan
Tuhan maafkanlah segala prasangka yang ku ucap padamu

Minggu, 25 Januari 2009

Putri Piningit

Mendung dan kabut pekat
kutumpahkan di atas pembaringan
Sebagai ganti tak kubeberkan
rahasia hati yang hilang kebebasan

Aku mengutuk angan-angan
berkelebat lincah
seiring denting gelisah
tak berkesudahan

Kata hati minta dituruti
“Ajaklah aku menengok dunia luar”
Imajinasi yang lama terkungkung
lepas, merambah rimba tak bersurga

Hingga sekujur penantianku berlumut
Tak terdengar jawaban dari Tuhan
atas satu pinta sederhana,
“Bebaskan aku dengan Kalam-Mu”

Tapi, waktu punya cara tersendiri
Diam-diam mencemooh
“Tak bebas, tapi malah kandas
diapit empat sisi tembok batu”

Aku dalam Riwayatnya

Lamunanku bersandar di rengkuhan hangatnya
Lamat-lamat, dia riuhkan semangat
Memupus ketakberdayaanku memapah
sebongkah keyakinan
“Kucari seuntai benang merah untuk kita”

Dialah yang mengibaskan jiwaku yang kuyup
terguyur rasa cemas kehilangan
Dialah yang memilin hasratku dan hasratnya
hingga tak lekang oleh derap masa

Aku dan dia menggelandang tanpa tubuh
Tak perlu tahu seberapa jauh
menembus lagu sepi yang tak merestui
Tak terduga berapa lama
mempertentangkan angan dan realita

Satu bintang melesat turun
menancapkan rindu di titik letalku
Dia tak kembali malam ini
“Lilin-lilin itu seharusnya kita tiup bersama”

Aku yang lelah mengembara tanpa raga
luluh lantak dalam kubangan jelaga
Tuhan tetaplah teramat bijak,
menuliskan namaku sebagai metafora
pengisi jeda dalam riwayatnya

Rabu, 21 Januari 2009

Sabtu, 17 Januari 2009

Antara Cinta, Hati dan Otak

Aku tak habis pikir untuk tetap melajukan langkahku menemuimu, padahal malam itu hujan cukup deras dan di kota ini sedang dilanda musim dingin dadakan. Mungkin karena aku memang kangen berat padamu. Tak berapa lama aku melihatmu sudah menunggu di depan rumah, duduk sambil terus diam tak bergerak sedikitpun, meski kau tahu manusia yang penuh semangat ini baru saja kehujanan hanya untuk menemuimu. Aku tahu kamu sedang gak enak hati karena sebelumnya ada sedikit salah paham diantara kita.
" Koq cuma diam" tanyaku.
" Cuma masih berfikir aja" jawabnya agak malas
" Berfikir apa sayang? Kamu masih marah ya? 
" Gak, malah sekarang semakin sayang sama kamu"
Sambil melepas jas hujan yang masih menempel di tubuhku, aku mulai duduk disampingnya merasakan pelukan angin yang saat itu begitu menusuk seluruh urat nadiku. Tapi dingin yang aku rasakan seolah-olah mati karenanya. Ya, karna dia... Wanita pujangga yang aku sebut-sebut sebagai Setetes Air Putih disaat aku haus setengah mati.
" Aku salut dengan Semangatmu..dengan rasa sayangmu..ak cuma takut kamu tak bisa merasakan yang sama" kalimat itulah yang pertama kali keluar dari mulutnya dengan agak serius
"Kenapa kamu mempermasalahkan itu, bagiku apapun itu, jika kamu memang sayang dengan tulus itu akan sangat istimewa bagiku" jawabku 
Aku tahu kamu berfikir tentang apa?! Pasti kamu berfikir tentang rasa penasaranmu dulu, akan keberadaan Hati dan Otak!? Aku menemuimu bukan karena hati ada di otak, yang bisa memerintahku untuk tetap bertemu walau hujan dan cuaca sedingin ini. Juga bukan karena otak itu ada di hati sehingga digerakkan perasaan untuk tetap memaju langkahku menemuimu. Tapi karena kita itu memang satu yang entah karena apa bisa terpisah. Sayangku ini seperti sayangku pada diriku sendiri, gak akan mungkin seseorang mau berpisah dari jiwanya.
Tanpa banyak ekspresi lagi dia langsung melingkarkan tangannya di pundakku, sesekali terdengar sesenggukkan sebagai tanda isyarat haru sedang menggelora dalam dirinya. Malam itu terasa lebih hangat bahkan seperti tak ada lagi musim dingin dadakan itu, semuanya indah...Dan kita pun berikrar bahwa kita tidak akan lagi memperdebatkan kesungguhan cinta ini, karena cinta kita telah jelas..dan Biar DIA yang Maha Segalanya-lah yang menjaga cinta ini..!! Kita tak berhak mencemburui, karena kita ada ditempat-NYA.

Jumat, 16 Januari 2009

Aku hanya INSAN yang kalah

Dalam malam itu masih terbuka senyumku
walau tak semerekah hari yang lalu
Kau pun tak lagi bersua tentang kedamaian
meski hatimu menyuruhku untuk tetap berada disini
tapi kenyataannya kau jua yang memintaku pergi;
-sendiri lagi-

Meski gelap tlah mengetuk pintu padaku
aku tak ingin ia menaklukan ku semudah itu
Aku harus tetap bangkit...
bersemangat mengejar harapan
berlari walau peluh ini menghujani tubuhku
dan pahitnya; Tak ada yang aku punya
Aku hanya INSAN yang kalah
yang siap menanti kehancuran, dan aku;
-sendiri lagi-

Pernah ada cahaya
hangat dan begitu menidurkan aku dalam kenyamanan
seolah aku tlah terbang mengelilingi alam ini
dan perlahan muncul 2 sayap kecil
yang semakin lama semakin menerbangkanku
dan akhirnya aku pun jatuh lagi
dengan semua kemayaan yang ada..lalu aku;
-sendiri lagi-

Kini aku mulai menata hidupku 
berusaha dengan tegar mengarungi kehidupan
meski INSAN yang kalah tapi aku mempunyai SEMANGAT
yang slalu aku bawa di tiap spasi hidupku
agar aku tak lagi sendiri

Kamis, 15 Januari 2009

My Pury or LOVE

Kembali mengeja sebuah makna yang tertinggal
untuk memeluk dengan erat kasih sayang itu
menderu dan mendekap erat di hatiku
Ya, sebuah kasih sayang yang tlah luruh kini berkobar lagi
Cinta itu datang lagi tanpa aku teriaki 
membawa sebuah nama yang memegang jiwa ini
untuk terus berikrar " My Pury or LOVE"
nama indah seorang wanita pujangga
yang sanggup melemahkan imajiku untuk menerawang
akan makna sebuah Cinta yang sebenarnya
Bukan karna aku yang terlalu tak berdaya
tapi pengaruhnya sangat kuat menerpaku
Hingga kini ku coba tuk menata lagi
lembar hitam pencoreng riwayatku dalam cintanya
karena Aku ingin dia kembali lagi disini
menuliskan lembar hidupnya bersamaku...
bersama cinta yang aku punya.

Senin, 12 Januari 2009

Mencari Mentari Cinta

Hey...
Tak kusangka kita dipertemukan lagi
dalam satu rentan jiwa yang masih biru
masih membeku....
Lalu sinarmu begitu hangat memelukku
menyandingkan dua hati yang dulu berseteru
dulu tak ingin bersatu

Hey...
jika bukan karna senyummu waktu  itu
cintaku tak akan hidup lagi
Mati, terkubur dalam ketidakpastian
Namun keindahan itu hanya sekejap
sebab kau memang cuma sebentar menemuiku 
Tapi..demi cinta yang masih tetap hidup untukmu ini
aku akan Mencari Mentari Cinta 
dalam jiwa dan hati yang kini melekat padamu

Hey...
Jika suatu saat aku tlah menemukanmu
jika kau belum mencintai dan dicintai
ijinkan aku mencoba kesempatan keduaku padamu
ijinkan aku mencintaimu lebih baik
lebih indah dari cinta cinta sebelum ini

Sabtu, 10 Januari 2009

Dilema

Tak ku kira sebelumnya suaramu akan terdengar sore itu
membawaku pada euforia 6 tahun lalu
kemudian kita kembali merajut pena
namun tak lagi seindah dulu
Kemuning dedaun menggugurkan peluhku
meski indah tapi tak begitu menyejukkan..
Tanpa kusangka sebelumnya, tiba tiba kau bisikkan kekecewaanmu
seperti tak mempercayai jika aku ini adalah Kenyataan
seperti mendogma jika aku hanya semburat cahaya tanpa asal usul
Biarkan saja...!!
Toh aku memang bukan merpati pengantar surat
juga bukan mesin penjawab sms dan email otomatis
Aku ini manusia dengan nyawa
yang selalu berfikir tentang sastra
untuk tetap aku terbangkan pada jalan kebenaran
Biarkan aku tetap maya bagimu,
sampai kau tetapkan hatimu untuk percaya
bahwa aku benar-benar ada


Jumat, 09 Januari 2009

Bukankah Hidup itu Indah?!?!

Nirwana di ufuk sana tak hentinya memutar fikirku
untuk sekedar berangan untuk hidup di dalamnya
membuatku sering bertanya mampukah aku
Tapi alam yang aku hadapi saat ini adalah sebuah kenyataan
walau yang lain juga akan menjadi nyata di kemudian hari
alam itulah yang aku sebut "HIDUP"
berawal dari tatapan tak berarti
berubah menjadi makna yang harus di dalami
Beribu lemparan kesedihan menerpa hatiku
berjuta keindahan memeluk jiwaku
menyatukannya menjadi sebuah kebahagiaan sejati
Tak jarang aku menangis...tersedu sendiri tanpa sepengetahuanmu
Tak jarang pula aku membagi sedikit bahagiaku ini untukmu
Keduanya begitu membangkitkan semangatku
untuk terus berteriak:
"Bukankah Hidup itu Indah, kawan....!!!"

Selasa, 06 Januari 2009

L.O.V.I.A

Mulanya hanya angan
dalam setiap bunga tidurku
dan di setiap langit langit kerinduan
tentang sebuah keinginan untuk tetap menjalin bahagia
bersama istri tersayang
kemudian berikrar dengan lantang
akan nama seorang anugrah cinta di dunia

LOVIA,
Ya, sebuah nama yang selalu terngiang
selalu terbayang bayang,
seperti sudah mendarah daging di hidupku
untuk memberikan nama itu pada buah hatiku kelak

Kekasih Khayalku (Menjadi Nyata)

Sayap sayap itu sudah meluruh
bulunya pun tak lagi dapat terlihat utuh
walau di balik keriuhan itu
ada secuil hati yang ingin membebaskan dirinya
meneriakkan fakta kegelapan
tentang bayang bayang wanita penuh cahaya
memberi imaji eloknya paras wajah ayu
memeluk dan menimang aku yang sedang sendiri

Cinta itu mengalir tanpa perintahku
menyesak dan memenuhi ruang hatiku yang t'lah lama kosong
Aku pun menyambut dengan bahagia
dengan tatapan cahaya mata
kita akhirnya menjalin asmara

Dia, kekasih khayalku yang kuharap menjadi nyata
sekarang tak mampu lagi menampakkan diri
bersembunyi di tempat yang tak pasti
Apakah dia berkhianat?!?!
atau aku yang sengaja mengkhianati..?!?!
Atau kita memang saling memuja khianat?

Dan yang aku tahu, aku tak lagi dengannya saat ini.
Mungkin karna dia tlah menjadi nyata untukku.
Terima kasih khayalku, engkau menerbangkan sebuah asa
yang kini menjadi nyata di pelukku.

Sabtu, 03 Januari 2009

Melebur Lara

Tilas yang telah kujejak kini kuusap lagi
hingga tak tersisa

hingga tak ada lagi yang kan menemukanku
Luka ini terlalu dalam
dalam... kian membuatku tertoreh oleh bayanganku
kian membuatku layu....rapuh...dan hancur tiada asa
isakku memburu dalam parah lukaku
pandanganku tak lagi jernih terhalang linangan air yang trus mengalir
kuhitung jari ini coba tuk cari arti semua

Tak terlintas sebuah uluran dan tak pernah ada

Tuhan...apakah aku boleh mengetuk pintumu...?

pintu yang telah lama kutinggalkan
pintu yang kutak tahu lagi ada di mana
Tuhan...kubersujud padamu dalam rasa maluku padamu

dalam isakku kumohon ampunmu
kini ku ingin kembali padamu

selamanya
 

©2008 Sastra Manusia Biasa | DezembroI by TNB

This template is brought to you by : allblogtools.com Blogger Templates