Selasa, 30 Desember 2008

Sosok

Tirai-tirai kegelapan kembali memberontak
menyeruak menerobos terangnya keindahan
Mereka dikejutkan oleh satu peristiwa
Dimana semua yang ia sadari lenyap dalam detik
Bingung…hampa…tanpa daya…!!
Tak diharap muncul angin-angin penusuk rindu
Menyelubungi puing keraguan cinta setiap manusia
Sosok yang merekah diantara ketiadaan
Memberi arti lagi untuk bersua
Berikrar tentang bahtera
Yang sempat terlupa dilempar waktu

Segumpal Kekecewaan 2

Kelekar duri itu kembali menancap
Dalam diri yang sebenarnya sedang ingin
Memulai hari barunya
Aku lelah ada disini,
Jika aku hanya akan menjadi sebuah batu
yang membahagiakan mereka dan aku sendiri tersakiti
Ketika mereka mulai berkata :
-Tentang Harga Diri-
Aku teriakkan harga diriku saat itu juga
Toh hanya kebodohan saja yang tersimpan
Tanpa bisa memutar balikkan emosi
Sebagai hiasan yang pantas kita buang ke tempat sampah

Segumpal Kekecewaan 1

Buat apa kita menghela kebenaran
Kalau yang kita harapkan hanya muka dan derajat
Ya, wajah penuh kemunafikan
Karena…. Ada hal yang tak kita mengerti
Tapi secara pasti dimengerti orang lain
Mungkin mudah mengartikan sebuah kata
Tapi itu sulit mencari kata yang berarti
Tiap simfoni hidup ini aku lalui
Setapak demi setapak berajut gumpalan luka
Aku ingin marah…!!! Tapi kepada siapa??!!
Sementara kebenaran dibumi ini semakin terinjak
Mengharu……
Biar aku yakinkan kepada mereka,
Bahwa tanpamu pun aku tetap akan bertahan

Minggu, 28 Desember 2008

Still in Blue

Aku ingin mengatakan padanya, lewat surat atau apapun
Aku teramat dalam mencintainya

Tapi sungguh menyakitkan
Mengaguminya saja ternyata tidak cukup
Dia seperti bait-bait puisi yang teruntai indah
dan menyimpan rahasia
Terkadang dia seanggun mawar
yang menempel indah pada gaun pengantin wanita
merekah..mengumbar senyumnya

Ironisnya, dia tlah berdua
lalu cinta ini mau kubawa kemana??
Entahlah aku tak tahu..!!
Jika mencintainya telah cukup, aku akan habiskan
separuh waktu hidup ini untuk mencintainya

Pesan Hitam Bidadari Putih

Hampir kusangka bidadari putih
Jika saja bayang hitamnya tak berseteru denganku
dalam malam bulan perak
perlahan dia julurkan sayap
memikat lelaki yang kukasihi
"Betapa ingin aku bersanding denganmu
untuk kukenang bahwa kita telah merenda
asa yang sama,
mencicipi adonan kehidupan
dengan pahit manis yang serupa
bahkan menetas, terbang dan tersungkur
di atas bumi yang tak berbeda"

Hangat nafasmu merasuki pori-poriku
meluncur dalam aliran darah yang menggelegak
Hampir saja jemarimu lepuh kugenggam
Saat kau bisikkan,"Bolehkah kusanding dia
dalam hitungan detik saja?"
Dalam malam bulan perak
keyakinanku menggelepar kesakitan

Setelah menoleh pada riwayat cintaku
yang mungkin akan mati kaku
Kujawab pintamu tanpa ragu
"Seharusnya perempuanmu cukup aku
Hanya aku"



Sleman, 2007
Klo cukup satu, kenapa kamu ambil dua?

Ceracau Rindu

Ingin kecengkeram jemarimu
membawanya ke jantungku agar kau raba
rasa apa yang kini berdetak di sana

.......
Nafas-nafas sepi menculik bayangmu
manahannya dalam bilik-bilik asaku
temui penantianku yang renta
agar kau percaya,kesabaranku mengeropos
Hanya dengan sekali tolakan,
sendi-sendi akal sehatku patah terserak

Jenguk aku yang terjerembab
dalam temaramnya kalbu
sebelum darahku beku karena ragu
dan kantuk membungkam semua rasa
memaksaku meringkuk dalam gundah


DjokDja,2007
"Yeah, I was loving you
but you walked alone"

Jumat, 26 Desember 2008

Biar Tertinggalkan Waktu

Tak perlu kau mengais sisa sisa kesedihan
Karna itu tak kan membuatmu kembali tersenyum
Tak perlu kau ulurkan hatimu untukku lagi
Karna aku sudah tak ingin bermain main dengan hatimu
Tak perlu kau beri sayangmu untukku
Karna ternyata sayangmu tak hanya untukku
Jika hari ini kau mengiba
Maka besok kau sudah lupa
Jika hari ini kau menerima apa adanya
Maka besok kau mengingkarinya
Jendela harga diri ada pada satu sisi
Adalah ketegaran diri itu sendiri dalam menghadapi hidup
Termasuk kenangan pahit dalam dunia cinta
Lebih baik kita buang saja
Biar tertinggalkan waktu

Cinta Yang Kumiliki

Setiap cinta yang ku ukir
Aku tumpahkan lagi di atas kertas lusuh
Entah karna apa…?!?
Tapi aku tak yakin aku bisa menggenggam erat
Membawanya ketepian samudra
Yang telah kita riuhkan dengan tawa kita
Setiap rindu yang aku tulis
Aku lemparkan ke lembah yang begitu curam
Bukan karena apa…!?!
Tapi aku hanya ingin mendengar gemanya
Menggaung sampai ke hati seluruh jiwa sang pecinta
Mungkinkah kau juga mendengarnya…?!?
Tiap detik yang berlalu, mengantarku ke sebuah lorong
Penuh ketakutan
Hari ini aku bersamamu….
Hari ini aku tenang disampingmu dan
Hari ini aku bisa membahagiakanmu…….
Tapi mungkinkah aku bisa mengulanginya besok??
Mungkinkah aku bisa menjagamu selamanya?
Nanti, bila ternyata aku tlah mati…
Meninggalkan hebatnya cinta dalam sebuah mutiara
Yang kini telah mengerak dalam hatimu
Akankah kau mengabadikan cinta ini?
Menghapus semua ketakukanku dulu..
Walau telah terajut dalam kenangan
Setidaknya aku bahagia sekarang!!!
Bisa memiliki cinta ini bersamamu
Diatas ketakutan hati seorang pecinta sejati

Cinta "Mutiara dalam Tiram" Usai

Sirnalah sudah segelembung cintaku
saat tusukan katamu menjamahku
Engkau mutiara dalam tiram
sunyi di antara kegelapan dunia
Napas-napas kotor terus memburuku
tatkala hatiku jatuh bersama daun-daun kering
busuk tanpa daya terkapar di tanah
jiwaku tersangga tiang lapuk
Rapuh derita tersebar oleh keriuhan
Keracunan hidup membaur
Buat sepercik noda di atas serbuk cinta
Terhujani kebencian hati
Menyeruak dan menjalar lalui darah daging
Semakin sakit jika kau tak datang
'tuk teteskan air mata seiring senyum dinginmu
Suntukku terpendam dalam inti bumi
Sepenas hatiku saat kau sudahi cerita ini
Tak ada cinta yang sejati
jika setiap insan temui usainya cinta

Meretas Masa, Menuju Kesempurnaan

Detik yang kini berlalu dihadapku, menyadarkan aku menilik satu simpang jalan yang semakin menyimpang. Bagaimana aku bisa temukan kasih sayang-Nya jika aku tak sedetik pun ingat kepada-Nya? Lembaran buruk itu, sedikit demi sedikit ingin aku sobek…aku bakar dan tak akan kusentuh lagi. Hingga aku bisa memulai menggoreskan tinta kebenaran pada hatiku, putih dan bersih.

Sejenak kenangan itu ingin menghancurkan ketenangan ini, mencarut marutkan keadaan. Padahal aku telah bulat ingin melenyapkan sifat dan sikap burukku. Dan sekejap pun aku menjadi manusia “Gila” lagi, hanya karna aku tak bisa menahan diri dari seluruh godaan syaitan. Aku melupakan-Nya lagi…..

Hening ini membawaku pada sebuah lorong yang gelap, dengan ada sedikit buliran cahaya merasuki jiwaku. Mereka menuntun lidahku untuk berucap secara tulus, mengharap ampunan dari Sang Maha Segalanya…..

Tuhan,
Maafkanlah aku, ampunilah aku….
Aku tak ingin melupakan cinta-Mu
Yang selalu dengan tulus dan abadi kau berikan
Walau tak jarang aku pun sering mengkhianati-Mu
Kini yang aku inginkan adalah,
Aku bisa kembali dekat lagi dengan Engkau
Kembali bisa melafalkan ayat-ayat Mu setiap waktu
Menggelar sajadah, bersujud dan merasakan kau benar-benar dekat
Bahkan kau ada di setiap aliran darahku, Ya Allah
Maka, ketika aku tak bisa menjaga nafsu ini
Engkau lah yang akan menjaganya
Menyelamatkanku dari gelap dan palsunya dunia ini
Meretas masa….
Menuju kesempurnaan….
Sampai aku tak bisa lagi membuka mata ini
Dan bertemu langsung dengan Mu

Malam-malam Cinta

Dari jauh sana ada bisikkan gemuruh
Tentang kegundahan yang selama ini ada
Yang sebelumnya aku tak tahu apakah hasrat
Sanggup obati sepiku
Dalam benak terdapat wajah-wajah semu
Menanti waktu untuk bertemu
Yang sebelumnya aku tak tahu siapa dia
Kini dia ada didepan mataku,
Cantik dan begitu indahnya
Lantunan katanya lembut, penuh arti
Menyemarakkan malam ini
Sehingga aku sebut malam ini adalah Malam-Malam Cinta

Simfoni Elegi Perasaan

Wahai malam...
Aku tak bisa berbuat apa-apa kecuali diam
dengan tatapan kosong
dan alunan musik syahdu aku tapaki keletihanku
Namun peluhku ini tak kunjung mengering
dan tetes demi tetes air mata tak henti mengucur
Mengucur untuk sebuah hati
yang harus menanggung beban yang begitu berat
Mereka tak tahu apa yang aku derita
mereka mungkin tak akan pernah tahu selamanya
Aku...yang slalu berusaha tersenyum
hanyalah sebuah kayu lapuk yang sebentar lagi hancur
Tapi tanpa mereka sadari
aku punya secercah cahaya walau tak terang
yang selalu memberiku semangat, menenggelamkan keraguan
Hingga aku bisa menjadi aku seperti ini.

Kamis, 25 Desember 2008

Kau Tak Pernah Tulus Mencintaiku

Aku tahu cinta ini tumbuh tanpa asal usul
mengalir begitu saja ke lembah nurani wanita
memerahkan hati yang dulunya putih bersih

Aku tahu ikrarku padamu tak begitu istimewa
tapi kau mengiyakan segalanya
hingga kau lewati masa masa cinta ini

Namun setiap jalan yang ku tapaki bersamamu
terlihat ada yang hilang dari diriku
atau mungkin karna keraguanku saja?!
atau memang benar tak tulus mencintaiku
Tapi yang aku rasakan adalah benar
Mungkin kau juga tak pernah peduli aku mati malam ini
karna yang ada dibenakmu
hanya segala sesuatu itu tak penting
selain kau dan hidupmu sendiri

Merah dalam Kenangan

Seuntai embun yang menggelembung itu
tiba-tiba saja enggan memudar
walau pagi sudah tak lagi buta
dan mentari pun seakan malas untuk bersua
Tapi dalam sendu hati biru
yang melekat pada cinta tak berdosa ini
harus kehilangan senyumnya yang dulu indah
Kemudian wajahnya pucat pasi
badannya tak lagi berisi,
hanya tatapan kosong berteriak pelan
menyapa Merah dalam Kenangan
dan kini menjadi sebuah ketetapan
Kekasihku...engkau boleh pergi dan terbang bebas semaumu
dan bila nanti suatu saat kau temukan aku
masih disini untuk menunggumu,
maka kemarilah..aku tetap akan memelukmu
hanya Demi Cinta!!
Ya, cinta yang dulu pernah kita tumbuhkan bersama.
 

©2008 Sastra Manusia Biasa | DezembroI by TNB

This template is brought to you by : allblogtools.com Blogger Templates