Sejenak hangat itu terbang dengan sayapnya
mengunduh dedaun kering dan membisikinya
tentang sebuah sabda suci
yang lahir dari mulut pecinta sejati
Perlahan...
dingin mulai membalut lenganku
tubuhku...dan menjalar aliri cawan darah didalamku
Aku tak bisa berkata lagi
hanya memandangnya dengan rasa haru
terus memburu...
dan akhirnya pun membiru
Kekaguman ini terus kusimpan,
kutempatkan di singgasana paling mewah dihatiku
disana... segalanya terasa damai
sejuk membujuk seluruh sukma
Walau pecundang ini takut bersua
tapi aku bahagia!!
Selasa, 03 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Mengapa salamku kau jawab dengan sendu,
Ini masih aku, Dy
yang menanti sepanjang eksistensiku
Mungkin karena salammu yang membawa kesenduan itu sendiri nicc..!!
Posting Komentar