Kamis, 29 Januari 2009
Perempuan Mutiara
Intuisi Kosong
Senin, 26 Januari 2009
Jawaban dari Penantian
Kisah demi kisah kini kurasakan penuh makna
Inilah jawaban atas semua pintaku
Dari jutaan lamunan atas kebahagiaan
Tuhan maafkanlah segala prasangka yang ku ucap padamu
Minggu, 25 Januari 2009
Putri Piningit
Mendung dan kabut pekat
kutumpahkan di atas pembaringan
Sebagai ganti tak kubeberkan
rahasia hati yang hilang kebebasan
Aku mengutuk angan-angan
berkelebat lincah
seiring denting gelisah
tak berkesudahan
Kata hati minta dituruti
“Ajaklah aku menengok dunia luar”
Imajinasi yang lama terkungkung
lepas, merambah rimba tak bersurga
Hingga sekujur penantianku berlumut
Tak terdengar jawaban dari Tuhan
atas satu pinta sederhana,
“Bebaskan aku dengan Kalam-Mu”
Tapi, waktu punya cara tersendiri
Diam-diam mencemooh
“Tak bebas, tapi malah kandas
diapit empat sisi tembok batu”
Aku dalam Riwayatnya
Lamunanku bersandar di rengkuhan hangatnya
Lamat-lamat, dia riuhkan semangat
Memupus ketakberdayaanku memapah
sebongkah keyakinan
“Kucari seuntai benang merah untuk kita”
Dialah yang mengibaskan jiwaku yang kuyup
terguyur rasa cemas kehilangan
Dialah yang memilin hasratku dan hasratnya
hingga tak lekang oleh derap masa
Aku dan dia menggelandang tanpa tubuh
Tak perlu tahu seberapa jauh
menembus lagu sepi yang tak merestui
Tak terduga berapa lama
mempertentangkan angan dan realita
Satu bintang melesat turun
menancapkan rindu di titik letalku
Dia tak kembali malam ini
“Lilin-lilin itu seharusnya kita tiup bersama”
Aku yang lelah mengembara tanpa raga
luluh lantak dalam kubangan jelaga
Tuhan tetaplah teramat bijak,
menuliskan namaku sebagai metafora
pengisi jeda dalam riwayatnya
Rabu, 21 Januari 2009
Sabtu, 17 Januari 2009
Antara Cinta, Hati dan Otak
Jumat, 16 Januari 2009
Aku hanya INSAN yang kalah
Kamis, 15 Januari 2009
My Pury or LOVE
Senin, 12 Januari 2009
Mencari Mentari Cinta
Sabtu, 10 Januari 2009
Dilema
Jumat, 09 Januari 2009
Bukankah Hidup itu Indah?!?!
untuk sekedar berangan untuk hidup di dalamnya
membuatku sering bertanya mampukah aku
Tapi alam yang aku hadapi saat ini adalah sebuah kenyataan
walau yang lain juga akan menjadi nyata di kemudian hari
alam itulah yang aku sebut "HIDUP"
berawal dari tatapan tak berarti
berubah menjadi makna yang harus di dalami
Beribu lemparan kesedihan menerpa hatiku
berjuta keindahan memeluk jiwaku
menyatukannya menjadi sebuah kebahagiaan sejati
Tak jarang aku menangis...tersedu sendiri tanpa sepengetahuanmu
Tak jarang pula aku membagi sedikit bahagiaku ini untukmu
Keduanya begitu membangkitkan semangatku
untuk terus berteriak:
"Bukankah Hidup itu Indah, kawan....!!!"
Selasa, 06 Januari 2009
L.O.V.I.A
dalam setiap bunga tidurku
dan di setiap langit langit kerinduan
tentang sebuah keinginan untuk tetap menjalin bahagia
bersama istri tersayang
kemudian berikrar dengan lantang
akan nama seorang anugrah cinta di dunia
LOVIA,
Ya, sebuah nama yang selalu terngiang
selalu terbayang bayang,
seperti sudah mendarah daging di hidupku
untuk memberikan nama itu pada buah hatiku kelak
Kekasih Khayalku (Menjadi Nyata)
bulunya pun tak lagi dapat terlihat utuh
walau di balik keriuhan itu
ada secuil hati yang ingin membebaskan dirinya
meneriakkan fakta kegelapan
tentang bayang bayang wanita penuh cahaya
memberi imaji eloknya paras wajah ayu
memeluk dan menimang aku yang sedang sendiri
Cinta itu mengalir tanpa perintahku
menyesak dan memenuhi ruang hatiku yang t'lah lama kosong
Aku pun menyambut dengan bahagia
dengan tatapan cahaya mata
kita akhirnya menjalin asmara
Dia, kekasih khayalku yang kuharap menjadi nyata
sekarang tak mampu lagi menampakkan diri
bersembunyi di tempat yang tak pasti
Apakah dia berkhianat?!?!
atau aku yang sengaja mengkhianati..?!?!
Atau kita memang saling memuja khianat?
Dan yang aku tahu, aku tak lagi dengannya saat ini.
Mungkin karna dia tlah menjadi nyata untukku.
Terima kasih khayalku, engkau menerbangkan sebuah asa
yang kini menjadi nyata di pelukku.
Sabtu, 03 Januari 2009
Melebur Lara
hingga tak tersisa
hingga tak ada lagi yang kan menemukanku
Luka ini terlalu dalam
dalam... kian membuatku tertoreh oleh bayanganku
kian membuatku layu....rapuh...dan hancur tiada asa
isakku memburu dalam parah lukaku
pandanganku tak lagi jernih terhalang linangan air yang trus mengalir
kuhitung jari ini coba tuk cari arti semua
Tak terlintas sebuah uluran dan tak pernah ada
Tuhan...apakah aku boleh mengetuk pintumu...?
pintu yang telah lama kutinggalkan
pintu yang kutak tahu lagi ada di mana
Tuhan...kubersujud padamu dalam rasa maluku padamu
dalam isakku kumohon ampunmu
kini ku ingin kembali padamu
selamanya