Kamis, 29 Januari 2009

Perempuan Mutiara

Dedaun menguning dan menggugrkan dirinya
mentari pun mulai angkat bicara
angin kesejukan menghilang dari rimba esok pagi
berganti sengat panas yang perlahan berkobar
sepanas insan manusia yang sedang dimabuk cinta
Ya, seperti aku ini...
dari kejauhan sering kulihat dia tersenyum
bahkan detil lekuk hatinya aku bisa membaca
kemudian menuliskannya di hatiku

Seringai sinar mencoba menggugahku untuk berlari
menghampiri seorang perempuan yang kudamba
lalu aku teriakkan perasaan ini
bahwa aku tak punya sedikit cinta untuknya
Benar!!! Karna cinta ini utuh hanya untuk dia

Perempuan Mutiaraku...
lewat goresan ini saja aku coba mengatakannya
karena hatiku terlalu lemah untuk dapat menerima
kenyataan pahit yang harus tetap aku telan
Tapi jika nanti kau meletakkan namaku dihatimu
Aku pasti akan datang
mengatakan hal yang paling terpendam
yang sempat menjadi rahasia hati ini
"Aku Cinta Kamu"

Perempuan Mutiara

Intuisi Kosong

Sorot matanya berubah
membangunkan rasa heran yang selama ini terpendam
bersinar tapi tak tajam
Alunan suaranya melirih
tak bisa memeluk kehidupan yang saat ini redup
dan aku masih tetap disampingnya
masih tetap seperti dulu
dengan segala cinta yang ku punya
Namun malam juga tak setia
pagi pun selalu memaksa datang
Lalu untuk apa aku masih disini?!?!
sedang dia tak tahu aku ada

Fikirku tak menerbangkan khayalku lagi
hanya berisi kekacauan penuh misteri
memanggilku pelan sebagai pecinta sejati
tapi sayangnya bukan mencinta yang sejati
karna cintanya sekarang ada di tempat lain
tempat yang mungkin tak lebih indah
dari singgasanaku 

Biarlah...
nanti juga dia akan merasakan sendiri
cinta siapa yang lebih hebat
cinta siapa yang berhak menerima mahkotanya
cintaku yang selama ini tetap utuh
untukku...
untuknya...
walau sekarang hanya ada dalam intuisi kosong

Senin, 26 Januari 2009

Jawaban dari Penantian

Kini tak lagi sepi yang kurasakan
Kisah demi kisah kini kurasakan penuh makna
Inilah jawaban atas semua pintaku
Dari jutaan lamunan atas kebahagiaan
Tuhan maafkanlah segala prasangka yang ku ucap padamu

Minggu, 25 Januari 2009

Putri Piningit

Mendung dan kabut pekat
kutumpahkan di atas pembaringan
Sebagai ganti tak kubeberkan
rahasia hati yang hilang kebebasan

Aku mengutuk angan-angan
berkelebat lincah
seiring denting gelisah
tak berkesudahan

Kata hati minta dituruti
“Ajaklah aku menengok dunia luar”
Imajinasi yang lama terkungkung
lepas, merambah rimba tak bersurga

Hingga sekujur penantianku berlumut
Tak terdengar jawaban dari Tuhan
atas satu pinta sederhana,
“Bebaskan aku dengan Kalam-Mu”

Tapi, waktu punya cara tersendiri
Diam-diam mencemooh
“Tak bebas, tapi malah kandas
diapit empat sisi tembok batu”

Aku dalam Riwayatnya

Lamunanku bersandar di rengkuhan hangatnya
Lamat-lamat, dia riuhkan semangat
Memupus ketakberdayaanku memapah
sebongkah keyakinan
“Kucari seuntai benang merah untuk kita”

Dialah yang mengibaskan jiwaku yang kuyup
terguyur rasa cemas kehilangan
Dialah yang memilin hasratku dan hasratnya
hingga tak lekang oleh derap masa

Aku dan dia menggelandang tanpa tubuh
Tak perlu tahu seberapa jauh
menembus lagu sepi yang tak merestui
Tak terduga berapa lama
mempertentangkan angan dan realita

Satu bintang melesat turun
menancapkan rindu di titik letalku
Dia tak kembali malam ini
“Lilin-lilin itu seharusnya kita tiup bersama”

Aku yang lelah mengembara tanpa raga
luluh lantak dalam kubangan jelaga
Tuhan tetaplah teramat bijak,
menuliskan namaku sebagai metafora
pengisi jeda dalam riwayatnya

Rabu, 21 Januari 2009

Sabtu, 17 Januari 2009

Antara Cinta, Hati dan Otak

Aku tak habis pikir untuk tetap melajukan langkahku menemuimu, padahal malam itu hujan cukup deras dan di kota ini sedang dilanda musim dingin dadakan. Mungkin karena aku memang kangen berat padamu. Tak berapa lama aku melihatmu sudah menunggu di depan rumah, duduk sambil terus diam tak bergerak sedikitpun, meski kau tahu manusia yang penuh semangat ini baru saja kehujanan hanya untuk menemuimu. Aku tahu kamu sedang gak enak hati karena sebelumnya ada sedikit salah paham diantara kita.
" Koq cuma diam" tanyaku.
" Cuma masih berfikir aja" jawabnya agak malas
" Berfikir apa sayang? Kamu masih marah ya? 
" Gak, malah sekarang semakin sayang sama kamu"
Sambil melepas jas hujan yang masih menempel di tubuhku, aku mulai duduk disampingnya merasakan pelukan angin yang saat itu begitu menusuk seluruh urat nadiku. Tapi dingin yang aku rasakan seolah-olah mati karenanya. Ya, karna dia... Wanita pujangga yang aku sebut-sebut sebagai Setetes Air Putih disaat aku haus setengah mati.
" Aku salut dengan Semangatmu..dengan rasa sayangmu..ak cuma takut kamu tak bisa merasakan yang sama" kalimat itulah yang pertama kali keluar dari mulutnya dengan agak serius
"Kenapa kamu mempermasalahkan itu, bagiku apapun itu, jika kamu memang sayang dengan tulus itu akan sangat istimewa bagiku" jawabku 
Aku tahu kamu berfikir tentang apa?! Pasti kamu berfikir tentang rasa penasaranmu dulu, akan keberadaan Hati dan Otak!? Aku menemuimu bukan karena hati ada di otak, yang bisa memerintahku untuk tetap bertemu walau hujan dan cuaca sedingin ini. Juga bukan karena otak itu ada di hati sehingga digerakkan perasaan untuk tetap memaju langkahku menemuimu. Tapi karena kita itu memang satu yang entah karena apa bisa terpisah. Sayangku ini seperti sayangku pada diriku sendiri, gak akan mungkin seseorang mau berpisah dari jiwanya.
Tanpa banyak ekspresi lagi dia langsung melingkarkan tangannya di pundakku, sesekali terdengar sesenggukkan sebagai tanda isyarat haru sedang menggelora dalam dirinya. Malam itu terasa lebih hangat bahkan seperti tak ada lagi musim dingin dadakan itu, semuanya indah...Dan kita pun berikrar bahwa kita tidak akan lagi memperdebatkan kesungguhan cinta ini, karena cinta kita telah jelas..dan Biar DIA yang Maha Segalanya-lah yang menjaga cinta ini..!! Kita tak berhak mencemburui, karena kita ada ditempat-NYA.

Jumat, 16 Januari 2009

Aku hanya INSAN yang kalah

Dalam malam itu masih terbuka senyumku
walau tak semerekah hari yang lalu
Kau pun tak lagi bersua tentang kedamaian
meski hatimu menyuruhku untuk tetap berada disini
tapi kenyataannya kau jua yang memintaku pergi;
-sendiri lagi-

Meski gelap tlah mengetuk pintu padaku
aku tak ingin ia menaklukan ku semudah itu
Aku harus tetap bangkit...
bersemangat mengejar harapan
berlari walau peluh ini menghujani tubuhku
dan pahitnya; Tak ada yang aku punya
Aku hanya INSAN yang kalah
yang siap menanti kehancuran, dan aku;
-sendiri lagi-

Pernah ada cahaya
hangat dan begitu menidurkan aku dalam kenyamanan
seolah aku tlah terbang mengelilingi alam ini
dan perlahan muncul 2 sayap kecil
yang semakin lama semakin menerbangkanku
dan akhirnya aku pun jatuh lagi
dengan semua kemayaan yang ada..lalu aku;
-sendiri lagi-

Kini aku mulai menata hidupku 
berusaha dengan tegar mengarungi kehidupan
meski INSAN yang kalah tapi aku mempunyai SEMANGAT
yang slalu aku bawa di tiap spasi hidupku
agar aku tak lagi sendiri

Kamis, 15 Januari 2009

My Pury or LOVE

Kembali mengeja sebuah makna yang tertinggal
untuk memeluk dengan erat kasih sayang itu
menderu dan mendekap erat di hatiku
Ya, sebuah kasih sayang yang tlah luruh kini berkobar lagi
Cinta itu datang lagi tanpa aku teriaki 
membawa sebuah nama yang memegang jiwa ini
untuk terus berikrar " My Pury or LOVE"
nama indah seorang wanita pujangga
yang sanggup melemahkan imajiku untuk menerawang
akan makna sebuah Cinta yang sebenarnya
Bukan karna aku yang terlalu tak berdaya
tapi pengaruhnya sangat kuat menerpaku
Hingga kini ku coba tuk menata lagi
lembar hitam pencoreng riwayatku dalam cintanya
karena Aku ingin dia kembali lagi disini
menuliskan lembar hidupnya bersamaku...
bersama cinta yang aku punya.

Senin, 12 Januari 2009

Mencari Mentari Cinta

Hey...
Tak kusangka kita dipertemukan lagi
dalam satu rentan jiwa yang masih biru
masih membeku....
Lalu sinarmu begitu hangat memelukku
menyandingkan dua hati yang dulu berseteru
dulu tak ingin bersatu

Hey...
jika bukan karna senyummu waktu  itu
cintaku tak akan hidup lagi
Mati, terkubur dalam ketidakpastian
Namun keindahan itu hanya sekejap
sebab kau memang cuma sebentar menemuiku 
Tapi..demi cinta yang masih tetap hidup untukmu ini
aku akan Mencari Mentari Cinta 
dalam jiwa dan hati yang kini melekat padamu

Hey...
Jika suatu saat aku tlah menemukanmu
jika kau belum mencintai dan dicintai
ijinkan aku mencoba kesempatan keduaku padamu
ijinkan aku mencintaimu lebih baik
lebih indah dari cinta cinta sebelum ini

Sabtu, 10 Januari 2009

Dilema

Tak ku kira sebelumnya suaramu akan terdengar sore itu
membawaku pada euforia 6 tahun lalu
kemudian kita kembali merajut pena
namun tak lagi seindah dulu
Kemuning dedaun menggugurkan peluhku
meski indah tapi tak begitu menyejukkan..
Tanpa kusangka sebelumnya, tiba tiba kau bisikkan kekecewaanmu
seperti tak mempercayai jika aku ini adalah Kenyataan
seperti mendogma jika aku hanya semburat cahaya tanpa asal usul
Biarkan saja...!!
Toh aku memang bukan merpati pengantar surat
juga bukan mesin penjawab sms dan email otomatis
Aku ini manusia dengan nyawa
yang selalu berfikir tentang sastra
untuk tetap aku terbangkan pada jalan kebenaran
Biarkan aku tetap maya bagimu,
sampai kau tetapkan hatimu untuk percaya
bahwa aku benar-benar ada


Jumat, 09 Januari 2009

Bukankah Hidup itu Indah?!?!

Nirwana di ufuk sana tak hentinya memutar fikirku
untuk sekedar berangan untuk hidup di dalamnya
membuatku sering bertanya mampukah aku
Tapi alam yang aku hadapi saat ini adalah sebuah kenyataan
walau yang lain juga akan menjadi nyata di kemudian hari
alam itulah yang aku sebut "HIDUP"
berawal dari tatapan tak berarti
berubah menjadi makna yang harus di dalami
Beribu lemparan kesedihan menerpa hatiku
berjuta keindahan memeluk jiwaku
menyatukannya menjadi sebuah kebahagiaan sejati
Tak jarang aku menangis...tersedu sendiri tanpa sepengetahuanmu
Tak jarang pula aku membagi sedikit bahagiaku ini untukmu
Keduanya begitu membangkitkan semangatku
untuk terus berteriak:
"Bukankah Hidup itu Indah, kawan....!!!"

Selasa, 06 Januari 2009

L.O.V.I.A

Mulanya hanya angan
dalam setiap bunga tidurku
dan di setiap langit langit kerinduan
tentang sebuah keinginan untuk tetap menjalin bahagia
bersama istri tersayang
kemudian berikrar dengan lantang
akan nama seorang anugrah cinta di dunia

LOVIA,
Ya, sebuah nama yang selalu terngiang
selalu terbayang bayang,
seperti sudah mendarah daging di hidupku
untuk memberikan nama itu pada buah hatiku kelak

Kekasih Khayalku (Menjadi Nyata)

Sayap sayap itu sudah meluruh
bulunya pun tak lagi dapat terlihat utuh
walau di balik keriuhan itu
ada secuil hati yang ingin membebaskan dirinya
meneriakkan fakta kegelapan
tentang bayang bayang wanita penuh cahaya
memberi imaji eloknya paras wajah ayu
memeluk dan menimang aku yang sedang sendiri

Cinta itu mengalir tanpa perintahku
menyesak dan memenuhi ruang hatiku yang t'lah lama kosong
Aku pun menyambut dengan bahagia
dengan tatapan cahaya mata
kita akhirnya menjalin asmara

Dia, kekasih khayalku yang kuharap menjadi nyata
sekarang tak mampu lagi menampakkan diri
bersembunyi di tempat yang tak pasti
Apakah dia berkhianat?!?!
atau aku yang sengaja mengkhianati..?!?!
Atau kita memang saling memuja khianat?

Dan yang aku tahu, aku tak lagi dengannya saat ini.
Mungkin karna dia tlah menjadi nyata untukku.
Terima kasih khayalku, engkau menerbangkan sebuah asa
yang kini menjadi nyata di pelukku.

Sabtu, 03 Januari 2009

Melebur Lara

Tilas yang telah kujejak kini kuusap lagi
hingga tak tersisa

hingga tak ada lagi yang kan menemukanku
Luka ini terlalu dalam
dalam... kian membuatku tertoreh oleh bayanganku
kian membuatku layu....rapuh...dan hancur tiada asa
isakku memburu dalam parah lukaku
pandanganku tak lagi jernih terhalang linangan air yang trus mengalir
kuhitung jari ini coba tuk cari arti semua

Tak terlintas sebuah uluran dan tak pernah ada

Tuhan...apakah aku boleh mengetuk pintumu...?

pintu yang telah lama kutinggalkan
pintu yang kutak tahu lagi ada di mana
Tuhan...kubersujud padamu dalam rasa maluku padamu

dalam isakku kumohon ampunmu
kini ku ingin kembali padamu

selamanya
 

©2008 Sastra Manusia Biasa | DezembroI by TNB

This template is brought to you by : allblogtools.com Blogger Templates