Sabtu, 17 Januari 2009

Antara Cinta, Hati dan Otak

Aku tak habis pikir untuk tetap melajukan langkahku menemuimu, padahal malam itu hujan cukup deras dan di kota ini sedang dilanda musim dingin dadakan. Mungkin karena aku memang kangen berat padamu. Tak berapa lama aku melihatmu sudah menunggu di depan rumah, duduk sambil terus diam tak bergerak sedikitpun, meski kau tahu manusia yang penuh semangat ini baru saja kehujanan hanya untuk menemuimu. Aku tahu kamu sedang gak enak hati karena sebelumnya ada sedikit salah paham diantara kita.
" Koq cuma diam" tanyaku.
" Cuma masih berfikir aja" jawabnya agak malas
" Berfikir apa sayang? Kamu masih marah ya? 
" Gak, malah sekarang semakin sayang sama kamu"
Sambil melepas jas hujan yang masih menempel di tubuhku, aku mulai duduk disampingnya merasakan pelukan angin yang saat itu begitu menusuk seluruh urat nadiku. Tapi dingin yang aku rasakan seolah-olah mati karenanya. Ya, karna dia... Wanita pujangga yang aku sebut-sebut sebagai Setetes Air Putih disaat aku haus setengah mati.
" Aku salut dengan Semangatmu..dengan rasa sayangmu..ak cuma takut kamu tak bisa merasakan yang sama" kalimat itulah yang pertama kali keluar dari mulutnya dengan agak serius
"Kenapa kamu mempermasalahkan itu, bagiku apapun itu, jika kamu memang sayang dengan tulus itu akan sangat istimewa bagiku" jawabku 
Aku tahu kamu berfikir tentang apa?! Pasti kamu berfikir tentang rasa penasaranmu dulu, akan keberadaan Hati dan Otak!? Aku menemuimu bukan karena hati ada di otak, yang bisa memerintahku untuk tetap bertemu walau hujan dan cuaca sedingin ini. Juga bukan karena otak itu ada di hati sehingga digerakkan perasaan untuk tetap memaju langkahku menemuimu. Tapi karena kita itu memang satu yang entah karena apa bisa terpisah. Sayangku ini seperti sayangku pada diriku sendiri, gak akan mungkin seseorang mau berpisah dari jiwanya.
Tanpa banyak ekspresi lagi dia langsung melingkarkan tangannya di pundakku, sesekali terdengar sesenggukkan sebagai tanda isyarat haru sedang menggelora dalam dirinya. Malam itu terasa lebih hangat bahkan seperti tak ada lagi musim dingin dadakan itu, semuanya indah...Dan kita pun berikrar bahwa kita tidak akan lagi memperdebatkan kesungguhan cinta ini, karena cinta kita telah jelas..dan Biar DIA yang Maha Segalanya-lah yang menjaga cinta ini..!! Kita tak berhak mencemburui, karena kita ada ditempat-NYA.

2 komentar:

Haristnt mengatakan...

it's too long
true story of you???

-dyfin- mengatakan...

Too Long? Gak juga..coba aja baca di bagian depan...pasti maunya LANJUT TERUUUUSSS..!! Hehehehe

 

©2008 Sastra Manusia Biasa | DezembroI by TNB

This template is brought to you by : allblogtools.com Blogger Templates